Minggu, 11 Maret 2018

Evaluasi Program Literasi SMA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Membaca merupakan merupakan keterampilan berbahasa.dan faktor yang pentingdalam proses pembelajaran, karena dengan membaca peserta didik dapat memperolehinformasi. Membaca merupakan salah satu kegiatan dalam berliterasi. Literasi tidak dapatdipisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal,memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Budaya membaca dan menulis pada masyarakat Indonesia masih jauh dari apayang diharapkan. Hal ini terbukti (salah satu dari nilai prestasi pendidikan yang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, yangkemerdekaan negaranya jauh lebih baru daripada kemerdekaan negara kita Republik Indonesia. Mengapa demikian" alah satu sebabnya karena budaya literasi masyarakatkita masih rendah.
Akan tetapi, jika kegiatan membaca dan menulis masih minim akan berdampak buruk bagi Bangsa Indonesia sendiri, kedepannya Indonesia tidak akan mampu menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Padahal banyak manfaat yang bisa di ambil dari membaca dan menulis. Tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga bisa mendatangkan penghasilan sendiri.
Membaca dan menulis merupakan kegiatan yang saling melengkapi dan mendukung. Seseorang yang ingin mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis, haruslah banyak mendengar dan membaca. Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya minat membaca dan menulis siswa yakni dikarenakan kurangnya pembiasaan dalam membaca, faktor lingkungan yang tidak mendukung dan kebanyakan para remaja berfikir orang-orang yang banyak membaca adalah orang-orang yang kurang pergaulan akibatnya para remaja menjaga jarak dengan
buku dan aktivitas membaca, karena tidak mau di anggap kurang pergaulan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri
nomor 23 tahun 2013 meluncurkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui bahasa. Sederhananya, setiap anak di sekolah dasar diwajibkan membaca buku-buku bacaan cerita lokal dan cerita rakyat yang memiliki kearifan lokal dalam materi bacaannya sebelum proses pembelajaran dikelas dimulai. Secara luas, literasi yang dimaksud disini lebih dari sekedar membaca dan menulis. Hal ini juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya.
GLS dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor 5, 6, 8, dan 9. Butir Nawacita yang dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Empat butir Nawacita tersebut terkait erat dengan komponen literasi sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan berdaya
saing, berkarakter, serta nasionalis.
Meninjau tujuan awal Kemendikbud dalam membuat program literasi yaitu dapat mengembangkan minat membaca dan menulis masyarakat, dalam hal ini khususnya para siswa. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi agar dapat diketahui keberhasilan dan keefektifitasnya program tersebut.
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang nantinya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dan akurat dalam mengambil sebuah keputusan. Dalam bidang pembelajaran, hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atau stake-holder tentang berbagai aspek yang terkait dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Dan tanpa melakukan evaluasi, tidak mungkin dapat ditemukan informasi yang akurat mengenai kekurangan dan kelebihan aktifitas program pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tentunya proses evaluasi dilaksanakan tidak hanya satu aspek saja, tetapi harus menyeluruh. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui informasi atau data-data yang akurat dan komprehensif tentang kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki dan kekuatan-kekuatan yang perlu dipertahankan sehingga tujuan yang direncanakan tercapai dengan baik.
Berkaitan dengan hal tersebut, kemendikbud menyusun sebuah desain induk gerakan literasi sekolah guna memberi arahan strategi bagi kegiatan literasi dilingkungan satuan pendidikan menengah, termasuk di SMA Negeri 1 Sanden.

B.     Permasalahan dan Pertanyaan evaluasi
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana evaluasi konteks program literasi di SMA Negeri 1 Sanden ?
2. Bagaimana evaluasi input program literasi di SMA Negeri 1 Sanden?
3. Bagaimana evaluasi proses program literasi di SMA Negeri 1 Sanden?
4. Bagaimana evaluasi produk program literasi di SMA Negeri 1 Sanden?

C.     Hasil yang diharapkan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui evaluasi konteks program literasi di SMA Negeri 1 Sanden.
2.      Untuk mengetahui evaluasi input program literasi di SMA Negeri 1 Sanden.

3.      Untuk mengetahui evaluasi proses program literasi di SMA Negeri 1 Sanden.

4.      Untuk mengetahui evaluasi produk program literasi di SMA Negeri 1 Sanden.



D.  Manfaat
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Untuk menambah khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan rujukan sebagai data untuk melakukan penelitian yang sejenis.
2. Secara Praktis
     a. Bagi Objek Penelitian
1)    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi, khususnya
untuk pelaksaan manajemen program literasinya dan diharapkan dapat memberikan gambaran untuk dijadikan petunjuk dalam meningkatkan programnya.
2)   Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan berupa data-data
  tentang evaluasi program literasi.

E.      Manajemen Evaluasi program
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas kinerja atau produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program.











BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Teori-teori Evaluasi Program Yang Relevan
1.         Pengertian Evaluasi
Evaluasi dalam kamus besar bahasa Indonesia online mempunyai arti yaitu proses penilaian, atau menilai. Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas kinerja atau produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Menurut Suchman dalam Suharsimi, memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Definisi lain dikemukakan oleh Worthen dalam Suharsimi.
Para ahli tersebut mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Seorang ahli yang sangat terkenal dalam evaluasi program bernama Stufflebeam dalam Suharsimi mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.
Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Kegiatan evaluasi memerlukan penggunaan informasi yang diperoleh melalui pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuta keputusan pendidikan.
Evaluasi pendidikan mencakup dua sasaran pokok yaitu evaluasi makro (program) dan evaluasi mikro (kelas). Secara umum, evaluasi terbagi dalam tiga tahap sesuai proses belajar mengajar yakni dimulai dari evaluasi input, evaluasi prosess dan evaluasi output. Setiap jenis evaluasi memiliki fungsi yang berbeda satu dengan yang lain. Evaluasi input mencakup fungsi kesiapan penempatan dan seleksi. Evaluasi proses mencakup formatif, diagnostic, dan monitoring, sedangkan evaluasi output mencakup sumatif.
Adapun kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi suatu program, keputusan yang diambil diantaranya : menghentikan program, karena dipandang program tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan segala sesuatunya sudah berjalan dengan harapan. Menyebarluaskan program, karena program tersebut sudah berhasil dengan baik jika dilaksanakan lagi di tempat waktu yang lain.
2.    Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
a.    Pengertian Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi sekolah adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 membuat kebijakan yang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu pengembangan potensi diri siswa secara utuh dengan wajib menggunakan waktu 15 menit pada jam pelajaran sebelum belajar-mengajar dimulai untuk membaca.
Literasi sendiri sangat penting bagi siswa karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar dan kehidupannya. Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan maupun gambar/visual.
Hasil studi the Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) melalui program PISA-nya menunjukkan kemampuan siswa Indonesia dalam bidang literasi masih tertinggal dari negara lain dan berada pada ranking 61 pada 2012.
Minat membaca di Indonesia juga sangat rendah. Banyak faktor yang menyebakan minat membaca rendah salah satunya yaitu kurangnya buku bacaan yang menarik para siswa saat ini. Padahal dengan membiasakan diri untuk membaca manfaat yang akan diperoleh juga semakin banyak. Dengan membaca ilmu pengetahuan menjadi bertambah, dengan membaca otomatis kita bisa menciptakan suatu karya yang berharga yaitu dengan menulis.
Untuk itulah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membuat program gerakan literasi sekolah. Dengan adanya program ini diharapkan bisa menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Jika keterampilan membaca baik maka keterampilan menulis siswa pun akan lebih baik.
b.   Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Sekolah sebagai pembelajaran literat adalah sekolah yang menyenangkan dan ramah anak di mana semua warganya menunjukkan empati, kepedulian, semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan, cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya. Maka tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) :
1)    Menumbuh kembangkan budaya literasi membaca dan    menulis siswa di sekolah.
2)        Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3)        Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4)        Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan mengahdirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
c.    Ruang Lingkup Lingkup Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa, pemerintah melalui kemendikbud meluncurkan sebuah Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Sebagai bahan pembelajaran bagi para warga sekolah agar Gerakan ini bisa berjalan dengan dukungan dari semua warga sekolah (guru, peserta didik, wali murid dan masyarakat). Praktik pendidikan perlu menjadikan sekolah sebgai organisasi pembelajaran agar semua warganya tumbuh sebagai pembelajar sepanjang hayat. Untuk mendukungnya mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
GLS memperkuat gerakan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomer 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan didalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan ketrampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan local, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentigan dibidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen penting dalam GLS.
d.   Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi Manajemen menurut George Terry :
a.   Planning (Perencanaan)
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan tujuan organisasi, menjelaskan bagaimana tugas harus dilaksanakan, dan memberi indikasi kapan harus dikerjakan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Setelah melakukan perencanaan maka langkah selanjutnya yaitu pembentukan bagan organisasi. Di mana nantinya dijelaskan jabatan, tugas, tanggung jawab, serta wewenang atau bisa dibilang job descriptionnya masing-masing. Tugas yang dibagi tidak luput juga melihat dari kemampuan dan keahlian setiap orang. Jadi, kita sebagai orang manajemen atau manajer yang baik harus paham dan mengenali bakat-bakat yang ada di dalam jiwa para anggotanya.
        c. Actuating
Jika perencanaan dan pengorganisasian sudah dibentuk dengan baik maka saatnya untuk terjun langsung di lapangan atau memulai pelaksaan kerja yang sudah di rencanakan di awal. Setiap orang harus bekerja sama agar apa yang di rencanakan bisa berjalan. Dan juga harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi serta peran, keahlian dan kompetensi masing-masing setiap orang agar mencapai visi, misi, serta program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
d.      Controlling
Agar pekerjaan ataupun program dapat berjalan sesuai dengan visi, misi aturan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik itu dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi sampai audit. Fungsi dari pengontrolan ini adalah agar mengetahui jika terdapat
 penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Sehingga dari hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi atau solusi atas
permasalahan yang timbul.
e.       Evaluasi produk dilakukan guna untuk melihat keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

e. Manfaat Membaca
Banyak   sekali   yang   diperoleh   dari   kegiatan membaca,     
Selain memperoleh hiburan, seseorang dapat terbuka cakrawala pengetahuannya, hal itulah alasan mengapa sering dikatakan bahwa buku merupakan jendela dunia.
                                Membaca juga memiliki manfaat lain yaitu seseorang yang gemar membaca memiliki keunggulan komparatif dengan orang yang tidak membaca. Selain itu, dengan membaca orang lebih terbuka pemikirannya, seseorang berkesempatan melakukan refleksi dan meditasi sehingga budaya baca lebih terarah kepada intelektual dari pada budaya hiburan yang dangkal.
B.  Kajian Hasil Evaluasi Program yang Relevan
Terdapat kajian relevan pertama dari penelitian Ratmi Ardian, 2017 yang berjudul Gerakan Literasi Sekolah Dalam Meningkatan Minat Baca Peserta Didik Di SMA NEGERI 1 BANYUASIN I (Implementasi  Permendikbud No.23 Tahun 2015). Hasil dari penelitian ini adalah Sukses tidaknya gerakan literasi sekolah di SMA Negeri 1 Banyuasin I tergantung pada keterlibatan dan partisipasi aktis seluruh warga sekolahnya. Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Banyuasin I dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan tahapan Gerakan Literasi Sekolah dalam buku Panduan Gerakan Literasi Sekolah, yaitu: tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran (Kemendikbud, 2016).
Kegiatan literasi pada tahap pengembangan di SMA Negeri 1 Banyuasin I, selain terus melanjutkan kebiasaan membaca 15 Menit sebelum pembelajaran dimulai di kelas, peserta didik juga melanjutkan kegiatan menulis jurnal baca hariannya. Pada kegiatan menulis jurnal harian ini peserta didik tidak hanya menuliskan judul buku, nama pengarang, genre, dan jumlah halaman yang telah dibaca, namun peserta didik juga didorong untuk menuliskan atau menambahkan komentar singkat ataupun tanggapan atas buku yang dibaca, merangkum isi cerita, serta menceritakan kembali isi buku secara lisan ataupun tulisan.
Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, guru memberikan masukan dan komentar sebagai bentuk penghargaan atas kegiatan yang telah dilakukan siswa. Guru memeriksa jurnal membaca harian siswa secara berkala 1 sampai 2 minggu sekali. Penulisan jurnal ini bertujuan tetap bukan penilaian namun untuk pengenalan untuk siswa mengenai pemahaman dan penerapan hasil bacaan.
Sejak dilaksanakannya Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Banyuasin I, minat baca siswa meningkat yang diikuti dengan meningkatnya kemampuan menyimpulkan isi bacaan, dan kemampuan komunikasi yang lebih baik. Melalui gerakan literasi yang digalakkan di sekolah, siswa menjadi gemar membaca terutama hal-hal yang menarik minat mereka, dan kemudian mengembangkan hasil bacaan mereka melalui kegiatan menulis, diantaranya karya tulis ilmiah. Jadi, kegiatan literasi yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan minat baca siswa, juga dapat menumbuhkan budi pekerti, sekaligus meningkatkan prestasi siswa SMAN 1 Banyuasin I.
Kajian Relevan yang kedua adalah Andri, 2017. berjudul  Evaluasi Program  Budaya  Membaca  Di Sekolah Dasar  Negeri. Model yang akan digunakan dalam mengevaluasi program ini adalah CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam. CIPP singkatan dari context, input, process and product. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memberi masukan untuk perbaikan pelaksanaan program budaya membaca di SDN Tengaran, sehingga dilakukan analisis serta evaluasi tentang program budaya membaca di SD N Tengaran guna mengetahui: 1) Konteks program budaya membaca di SD N Tengaran Kabupaten Semarang; 2) Input program budaya membaca di SD N Tengaran Kabupaten Semarang; Proses program budaya membaca di SD N Tengaran Kabupaten Semarang dan; 4) Produk program budaya membaca di SD N Tengaran Kabupaten Semarang.
   Menurut Wirawan (2011: 92-94) model evaluasi CIPP dalam menganalisa program dilaksanakan berdasarkan komponenkomponennya
          yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Evaluasi konteks adalah upaya
mengidentifikasi dan menilai kebutuhankebutuhan yang mendasari disusunnya suatu program. Evaluasi konteks untuk menjawab pertanyaan: Apa yang perlu dilakukan? (What needs to be done?).
   b)Evaluasi Masukan (input) untuk mencari jawaban atas pertanyaan: Apa yang harus dilakukan? (What should be done?). Evaluasi ini mengidentifikasi problem, asset dan peluang untuk membantu para pengambil keputusan mengidentifikasi tujuan, prioritas, dan manfaat-manfaat dari program, menilai pendekatan alternatif, rencana tindakan, rencana staf dan anggaran untuk feasibilitas dan potensi cost effectiveness untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan yang ditargetkan. Para pengambil keputusan memakai evaluasi masukan dalam memilih rencana-rencana yang ada, menyusun proposal pendanaan, alokasi sumber-sumber, menetapkan staf, menskedul pekerjaan, menilai rencana-rencana aktivitas, dan penganggaran. 3) Evaluasi Proses berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan dari: Apakah program sedang dilaksanakan? (Is it being done?). Evaluasi ini berupaya mengakses pelaksanaan dari rencana untuk membantu staf program melaksanakan aktivitas dan kemudian membantu kelompok. Pemakai lebih luas menilai program dan menginterpretasikan manfaat. 4) Evaluasi produk diarahkan untuk mencari jawaban pertanyaan: Did it succed?. Evaluasi ini berupaya mengidentifikasi dan mengakses keluaran dan manfaat, baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Evaluasi produk merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program. Jadi setelah evaluasi produk selesai dapat direkomendasikan hasil program yang berjalan untuk merumuskan kebijakan berikutnya.



C. Kerangka Evaluasi Program
           
            Adapun Kerangka berpikir penelitian yang digambarkan dan ditunjukkan pada bagan berikut:
1.  Latar

1.  Minat

1.
Planning

Hasil dari
belakang

membaca

2.
Organizing






program


dan menulis




program


3.
Actuating



siswa dalam









literasi
literasi

mengikuti

4.
Controlling





2.  Dukungan

program












sekolah

literasi






2.  Kelengkapan












terhadap

sarana












program

prasana





literasi















Text Box: ProductText Box: ContextText Box: InputText Box: ProsessText Box: Evaluasi Program literasi
BAB III
METODE EVALUASI
Metode penelitian adalah suatu teknik, cara dan alat yang digunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan
menggunakan metode ilmiah. Karena itu metode ini membahas teoritik berbagai metode yang digunakan. Penggunaan metode penelitian merupakan hal yang urgen dalam penelitian ilmiah, sebab dengan metode dapat mempermudah dalam proses pengumpulan data, dan juga dapat mempermudah menentukan berhasil tidaknya suatu tujuan penelitian serta dapat menimbulkan dari kualitas dari hasil penelitian. Berdasarkan paparan diatas, maka dalam hal ini akan dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi penelitian sebagai landasan konseptual. Adapun metode yang diperlukan adalah sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu
Lokasi penelitian ini tepatnya di SMA Negeri 1 Sanden yang berada di jalan Murtigading Sanden, Murtigading, Sanden, Murtigading, Sanden, Bantul Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena pemilihan dan penentuan lokasi tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan atas dasar sesuai dengan topik dalam penelitian ini Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2018.
Lokasi menunjukan bahwa di lembaga tersebut sudah menerapkan Program Literasi dan belum pernah dilakukan evaluasi dengan model CIPP yang menarik untuk diteliti. Dari pengamatan peneliti hal tersebut bukanlah tanpa sebab meski sebab tersebut untuk saat ini belum diketahui, itulah yang menyebabkan peneliti memilih lokasi ini. Demikianlah alasan yang peneliti kemukakan sehingga lembaga tersebut menurut peneliti merupakan lembaga yang menarik untuk diteliti.


B.  Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup, dan waktu yang sudah ditentukan (Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, 2013: 65).
2.    Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (Suharsimi Arikunto, 2015: 11).

C.  Metode Evaluasi
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian evaluasi. Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti padda kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat  induktif,  dan  hasil  penelitian  kualitatis  lebih  menekankan  makna  dari pada generalisasi. Penggunaan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpresentasikan kondisi-kondisi yang ada dan sedang berlangsung.
Penelitian evaluasi pada dasarnya bermuara pada rekomendasi akhirnya.
Tujuan dari penelitian evaluasi ini adalah :
1.      Membantu perencanaan untuk pelaksanaan program.
2.      Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan program.
3.      Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau pengehentian program.
4.      Menemukan fakta-fakta dukungan dan penolakan terhadap program.
5.      Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial, politik dalam pelaksanaan program serta faktor-faktor yang mempengaruhi program.
Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini bersifat deskriptif. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusunnya secra sistematis, faktual dan cermat. Penelitian deskriptif adalah Penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terikat dengan variable-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata. Dengan demikian pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami fakta bukan menjelaskan.
Metode kualitatif sering disebut penelitian naturalistik, karena penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah, disebut juga penelitian etnografi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Selain itu disebut sebgai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan dianalisis lebih bersifat kualitatatif.
Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut
Sebagaimana dikemukakan dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau peneliti itu sendiri (humane instrument). Untuk dapat menjadi instrumen maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
Dalam penelitian ini peneliti menekankan pada evaluasi pelaksanaan manajemen program literasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan manajemen program literasi sehingga bisa diperbaiki kembali. Peneliti mengumpulkan data dan mendeskripsikan evaluasi pelaksanaan manajemen program literasi perspektif teori CIPP (Context, Input, Process, dan Product).

D.  Metode Pengumpulan Data
1.      Teknik Interview (wawancara)
Untuk memperoleh informasi yang dijadikan data utama dari penelitian, peneliti melakukan teknik wawancara dengan responden serta pihak lain yang terkait dengan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, kegiatan wawancara dilakukan dengan mengunakan wawancara mendalam yang diartikan sebagai upaya untuk menemukan pengalaman-pengalaman informan dari topik tertentu atau situasi yang dikaji.
Pengertian dari wawancara sendiri adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Dalam wawancara ini terlebih dahulu peneliti menyiapkan materi yang terkait dengan evaluasi pelaksanaan manajemen program literasi dengan menggunakan model evaluasi CIPP. Oleh karena itu sebelum dilakukan wawancara, garis besar pertanyaan harus sesuai dengan penggalian data dan kepada siapa wawancara itu dilaksanakan.
2.      Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Dalam penelitian ini angket berupa sejumlah pernyataan mengenai Evaluasi Program Di Sekolah SMA Negeri 1 Sanden Bantul.

3.      Teknik Observasi
   Pengamat (observasi) adalah suatu proses yang komplek yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantaranya yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Atau alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diteliti. Pada observasi ini diharapkan agar peneliti dapat langsung mengamati serta mencatat apa saja yang terjadi pada objek yang sedang diteliti. Sebagai metode ilmiah observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.
         Ada beberapa alasan menagapa teknik observasi atau pengamatan digunakan dalam penelitian ini. Pertama, pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua, pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
          Dengan teknik ini, peneliti mengamati aktivitas-aktivitas sehari-hari pada obyek penelitian, karakteristik fisik situasi sosial dan perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di lapanngan, peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif.

4.    Teknik Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat pengumpul data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional. Metode dokumentasi yaitu mencatat atau mengutip dari dokumen atau arsip-arsip yang diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh langsung dari responden. Sebagai bagian dan metode lapangan peneliti dapat menelaah dokumen historis dan sumber-sumber sekunder lainya, karena kebanyakan situasi yang dikaji mempunyai sejarah dan dokumen-dokumen ini sering menjelaskan bagian aspek situasi tersebut. Dalam hal ini metode dokumentasi dapat membantu mengungkap evaluasi program literasi perspektif teori CIPP di SMA Negeri 1 Sanden.
Dokumen terdiri dari dua jenis, pribadi dan resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Dari dokumen pribadi, peneliti bisa mengumpulkan data mengenai situasi sosial, dan arti berbagai faktor yang ada di sekitar subjek penelitian yang tereksplisit maupun terimplisitkan dalam dokumen pribadi tersebut. Terangkum dalam dokumen pribadi, yaitu buku harian, surat pribadi, dan otobiografi.
Sedangkan dokumen resmi terdiri atas dokumen internal dan eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan yang berlaku bagi pihak intern. Termasuk dalam dokumen internal adalah laporan rapat, keputusan pimpinan, dan lain sejenisnya. Dokumen ini dapat menyajikan informasi mengenai keadaan, aturan, disiplin, dan dapat menunjukkan perilaku orang-orang, khususnya para pemegang kebijakan.
Dokumen eksternal terdiri atas bahan-bahan infrmasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dokumen eksternal dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk mengkaji konteks sosial, kepemimpinan, dan lain-lain.
Disamping dokumen, dipergunakan juga catatan lapangan (field notes) yang sangat diperlukan dalam menjaring data kualitatif, penelitian akan melakukan pencatatan dengan lengkap dan cepat setelah data terkumpul agar terhindar dari kemungkinan hilangnya data. Karena pengumpulan data dilakukan secara terus menerus dan baru berahir apabila terjadi kejenuhan, yaitu dengan tidak ditemukannya data baru dalam penelitian. Dengan demikian dianggap telah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang kajian ini.

E.  Instrumen Evaluasi
Adapun kisi-kisi angket gerakan literasi sekolah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Komponen Proses

Indikator


Pertanyaan
Pemahaman mengenai literasi






                          2
Literasi membaca di SMAN 1 Sewon

                          2
Kendala
dan
hambatan
dalam

membudayakan membaca siswa
                          2
Sarana
dan
prasarana
yang

mendukung   budaya
membaca

siswa





                          2
Karakter
siswa
yang
Diharapkan

terbentuk dengan adanya budaya

membaca
siswa
(disiplin,
jujur,

dan rasa ingin tahu).


                          2

Data hasil angket dianalisis dengan menggunakan rumus, Sebagai berikut:

 x 100

Keterangan:
            P = Angka Presentase
            F = Frekuensi (Jumlah Jawaban Responden)
            N = Number of case (Jumlah frekuensi atau banyaknya Individu)
                                                                        (Sudjono, Anas 2009 : 43).
Hasil perhitungan nilai tersebut, dikonversikan kedalam kategori sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kategori Perhitungan
Rata-rata Skor
Kategori
Predikat
P > 80
Sangat Baik
A
71 ≤ P ≤ 80
Baik
B
61 ≤ P≤ 70
Cukup
C
P < 60
Kurang
D

Untuk Komponen angket proses dapat dilihat dilampiran 1.

F.   Metode dan Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapang, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dimengerti oleh orang lain.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman yang terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
1.      Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori. Penggunaan gambar, bagan, dan tabel bisa memperkuat data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian.
2.      Penyajian Data
Penyajian data merupakan pendeskripsian sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Menurut Sugiyono (2013:341), bahwa penyajian data pada penelitian kualitatif paling sering dengan teks bersifat naratif.
3.      Verifikasi Data (Conclusion Drawing)
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada pengumpulan data berikutnya.









DAFTAR PUSTAKA

http://www.bibliotika.com/2015/05/faktor-faktor-penyebab-kurangnya-minat.html di akses pada 11 Desember 2017.

Sugiyanto. (1999), “Kajian Remaja Dilihat dari Teori Perkembangan”. Jurnal Informasi, 1999.
Suparni, “Menumbuhkembangkan Budaya Menulis Siswa”, 2015, Diakses tanggal 10

Maret 2017, http://pendidikan.probolinggokab.go.id/menumbuhkembangkan-budaya-menulis-siswa/.

Pratiwi, dkk, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).

http://kbbi.web.id/evaluasi diakses tanggal 11 Maret 2017.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manajemen diakses tanggal 11 Maret 2017.

Gipayana, Muhana, Pengajaran Literasi dan Penilaian Portofolio dalam Konteks Pembelajaran Menulis di SD, Jurnal Ilmu Pendidikan, 2004.

http://kbbi.web.id/evaluasi diakses tanggal 11 Desember 2017.

Arikunto, Suharsimi, dkk, Evaluasi Program Pendidikan Edisi Kedua Cet. 5, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014).

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manajemen diakses tanggal 11 Desember 2017.

Diakses di Republika.co.id tanggal 10 Desember 2017.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005).

Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: UPI, 2009).

Setyosari,      Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,  (Jakarta: Kencana, 2010).








LAMPIRAN




KUISIONER/ANGKET EVALUASI PROGRAM LITERASI
 SMA NEGERI 1 SANDEN BANTUL
Nama             :

No. Absen     :

Kelas             :

Petunjuk        : Jawablah dengan jujur dan teliti dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang tersedia!

Noo
Pernyataan
SL
SR
JR
TP

1
Saya mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan
kemampuan saya sendiri




2
Saya mengerjakan soal ulangan
tanpa bertanya pada teman




3
Saya mengatakan sesuatu yang
sebenarnya, baik terhadap teman
ataupun guru




4
Saya mengakui kesalahan yang saya
lakukan terhadap teman atau guru




5
Saya melaporkan pada guru jika
menemukan uang di sekolah





6
Saya bercerita yang sebenarnya
terhadap teman dan guru ketika
memiliki masalah




7
Saya berterus terang ketika merasakan suasana yang kurang nyaman di kelas




8
Saya mengatakan pada guru jika merasa terganggu di kelas




9
Saya menjawab soal ulangan sesuai dengan yang diketahui oleh saya




1000
Saya menjawab pertanyaan guru berdasarkan yang telah dipelajari oleh saya





11
Saya datang dan pulang sekolah tepat waktu




12
Saya berbaris rapi dan membaca doa sebelum memulai pelajaran




13
Saya mengikuti salat dzuhur berjamaah di masjid sekolah tepat waktu




14
Saya mengikuti upacara bendera dengan tertib




15
Saya memakan bekal makanan pada jam istirahat





16
Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik




17
Saya melaksanakan tugas piket kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan




18
Saya mengumpulkan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru tepat waktu




19
Saya memakai seragam sekolah sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan





20
Saya membawa buku sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan





21
Saya bertanya pada guru tentang pelajaran yang belum saya mengerti




22
Saya bertanya pada guru hal-hal yang saya dengar di televisi




23
Saya mengajukan pertanyaan pada guru tentang berita yang saya lihat di koran




24
Saya mengajukan pertanyaan pada guru tentang pelajaran yang tidak dibahas di kelas




25
Saya senang bertanya pada guru tentang perubahan lingkungan alam di sekolah





26
Saya senang bertanya pada guru tentang perkembangan teknologi saat ini




27
Saya senang membaca ensiklopedia untuk menambah pengetahuan




28
Saya mengakses buku elektronik melalui internet di perpustakaan sekolah untuk mencari pengetahuan baru




29
Saya senang membaca buku-buku cerita untuk mengetahui hal-hal baru




30
Saya suka membaca tulisan-tulisan yang ada di mading kelas













Keterangan pilihan:
SL        : Selalu
SR       : Sering
JR        : Jarang
TP        : Tidak Pernah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Islam Normatif dan Historis, Pengertian, Pendekatan.

A.Pengertian Islam Normatif Normatif, dalam bahasa inggris “Norma” yang artinya norma, ajaran, atau acuan. Kata norma dalam Bahasa Indonesi...