BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Membaca merupakan
merupakan keterampilan berbahasa.dan faktor yang pentingdalam proses
pembelajaran, karena dengan membaca peserta didik dapat memperolehinformasi.
Membaca merupakan salah satu kegiatan dalam berliterasi. Literasi tidak
dapatdipisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik
dalam mengenal,memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku
sekolah. Budaya
membaca dan menulis pada masyarakat Indonesia masih jauh dari apayang diharapkan.
Hal ini terbukti (salah satu dari nilai prestasi pendidikan yang masih jauh
tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya,
yangkemerdekaan negaranya jauh lebih baru daripada kemerdekaan negara kita Republik Indonesia.
Mengapa demikian" alah satu sebabnya karena budaya literasi masyarakatkita
masih rendah.
Akan
tetapi, jika kegiatan membaca dan menulis masih minim akan berdampak buruk bagi
Bangsa Indonesia sendiri, kedepannya Indonesia tidak akan mampu menghadapi
persaingan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Padahal banyak manfaat yang bisa
di ambil dari membaca dan menulis. Tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga
bisa mendatangkan penghasilan sendiri.
Membaca
dan menulis merupakan kegiatan yang saling melengkapi dan mendukung. Seseorang
yang ingin mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis, haruslah banyak
mendengar dan membaca. Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya minat membaca
dan menulis siswa yakni dikarenakan kurangnya pembiasaan dalam membaca, faktor
lingkungan yang tidak mendukung dan kebanyakan para remaja berfikir orang-orang
yang banyak membaca adalah orang-orang yang kurang pergaulan akibatnya para
remaja menjaga jarak dengan
buku
dan aktivitas membaca, karena tidak mau di anggap kurang pergaulan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri
nomor 23 tahun
2013 meluncurkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk menumbuhkan sikap budi
pekerti luhur kepada anak-anak melalui bahasa. Sederhananya, setiap anak di
sekolah dasar diwajibkan membaca buku-buku bacaan cerita lokal dan cerita
rakyat yang memiliki kearifan lokal dalam materi bacaannya sebelum proses
pembelajaran dikelas dimulai. Secara luas, literasi yang dimaksud disini lebih
dari sekedar membaca dan menulis. Hal ini juga mencakup bagaimana seseorang
berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan
sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya.
GLS dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) yang
terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor 5, 6, 8,
dan 9. Butir Nawacita yang dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup
manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan
bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter
bangsa; (9) memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Empat butir Nawacita tersebut terkait erat dengan komponen literasi sebagai
modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan berdaya
saing,
berkarakter, serta nasionalis.
Meninjau tujuan awal Kemendikbud dalam membuat program literasi yaitu
dapat mengembangkan minat membaca dan menulis masyarakat, dalam hal ini
khususnya para siswa. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi agar dapat diketahui
keberhasilan dan keefektifitasnya program tersebut.
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang nantinya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dan akurat dalam mengambil sebuah keputusan. Dalam bidang
pembelajaran, hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada publik atau stake-holder tentang berbagai aspek yang terkait
dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Dan tanpa melakukan evaluasi, tidak
mungkin dapat ditemukan informasi yang akurat mengenai kekurangan dan kelebihan
aktifitas program pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tentunya proses
evaluasi dilaksanakan tidak hanya satu aspek saja, tetapi harus menyeluruh. Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui informasi atau data-data yang akurat dan
komprehensif tentang kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki dan
kekuatan-kekuatan yang perlu dipertahankan sehingga tujuan yang direncanakan
tercapai dengan baik.
Berkaitan dengan hal tersebut, kemendikbud menyusun
sebuah desain induk gerakan literasi sekolah guna memberi arahan strategi bagi
kegiatan literasi dilingkungan satuan pendidikan menengah, termasuk di SMA
Negeri 1 Sanden.
B.
Permasalahan dan
Pertanyaan evaluasi
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka permasalahan
yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
evaluasi konteks program literasi di SMA
Negeri 1 Sanden ?
2.
Bagaimana evaluasi input program literasi di SMA Negeri 1 Sanden?
3.
Bagaimana evaluasi proses program literasi di SMA Negeri 1 Sanden?
4.
Bagaimana evaluasi produk program literasi di SMA Negeri 1 Sanden?
C.
Hasil yang
diharapkan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka hasil yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui evaluasi konteks program literasi di SMA Negeri 1 Sanden.
2.
Untuk
mengetahui evaluasi input program literasi di SMA Negeri 1 Sanden.
3.
Untuk
mengetahui evaluasi proses program literasi di SMA Negeri 1 Sanden.
4.
Untuk
mengetahui evaluasi produk program literasi di SMA Negeri 1 Sanden.
D. Manfaat
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a.
Untuk menambah khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan
rujukan sebagai data untuk melakukan penelitian yang sejenis.
2. Secara Praktis
a. Bagi Objek Penelitian
1) Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi, khususnya
untuk pelaksaan manajemen program literasinya dan diharapkan dapat
memberikan gambaran untuk dijadikan petunjuk dalam meningkatkan programnya.
2) Hasil Penelitian ini dapat
dijadikan sebagai masukan berupa data-data
tentang evaluasi program
literasi.
E.
Manajemen
Evaluasi program
Evaluasi
merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas kinerja
atau produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi
tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai. Selanjutnya,
informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Teori-teori Evaluasi Program Yang Relevan
1.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi dalam kamus besar bahasa Indonesia online
mempunyai arti yaitu proses penilaian, atau menilai. Evaluasi merupakan salah
satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas kinerja atau produktifitas
suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Menurut Suchman dalam Suharsimi,
memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai
beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Definisi lain dikemukakan oleh Worthen dalam Suharsimi.
Para ahli tersebut mengatakan bahwa
evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam
mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam
menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategi
yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Seorang ahli yang
sangat terkenal dalam evaluasi program bernama Stufflebeam dalam Suharsimi
mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan
pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam
menentukan alternatif keputusan.
Evaluasi bukan sekedar menilai suatu
aktifitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk
menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas
tujuan yang jelas. Kegiatan evaluasi memerlukan penggunaan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat
dan membuta keputusan pendidikan.
Evaluasi pendidikan mencakup dua sasaran
pokok yaitu evaluasi makro (program) dan evaluasi mikro (kelas). Secara umum,
evaluasi terbagi dalam tiga tahap sesuai proses belajar mengajar yakni dimulai
dari evaluasi input, evaluasi prosess dan evaluasi output. Setiap jenis
evaluasi memiliki fungsi yang berbeda satu dengan yang lain. Evaluasi input
mencakup fungsi kesiapan penempatan dan seleksi. Evaluasi proses mencakup
formatif, diagnostic, dan monitoring, sedangkan evaluasi output mencakup
sumatif.
Adapun kebijakan yang dapat dilakukan
berdasarkan hasil evaluasi suatu program, keputusan yang diambil diantaranya :
menghentikan program, karena dipandang program tersebut tidak ada manfaatnya
atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Merevisi program, karena
ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan. Melanjutkan program, karena
pelaksanaan program menunjukkan segala sesuatunya sudah berjalan dengan
harapan. Menyebarluaskan program, karena program tersebut sudah berhasil dengan
baik jika dilaksanakan lagi di tempat waktu yang lain.
2. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
a. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi sekolah
adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015 membuat kebijakan yang baru dalam dunia pendidikan di
Indonesia, yaitu pengembangan potensi diri siswa secara utuh dengan wajib
menggunakan waktu 15 menit pada jam pelajaran sebelum belajar-mengajar dimulai
untuk membaca.
Literasi sendiri
sangat penting bagi siswa karena keterampilan dalam literasi berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar dan kehidupannya. Keterampilan literasi yang baik
akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan maupun gambar/visual.
Hasil studi the Organisation for Economic Cooperation
and Development (OECD) melalui
program PISA-nya menunjukkan kemampuan
siswa Indonesia dalam bidang literasi masih tertinggal dari negara lain dan
berada pada ranking 61 pada 2012.
Minat membaca di
Indonesia juga sangat rendah. Banyak faktor yang menyebakan minat membaca
rendah salah satunya yaitu kurangnya buku bacaan yang menarik para siswa saat
ini. Padahal dengan membiasakan diri untuk membaca manfaat yang akan diperoleh
juga semakin banyak. Dengan membaca ilmu pengetahuan menjadi bertambah, dengan
membaca otomatis kita bisa menciptakan suatu karya yang berharga yaitu dengan
menulis.
Untuk itulah Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan membuat program gerakan literasi sekolah. Dengan
adanya program ini diharapkan bisa menumbuhkan minat baca peserta didik serta
meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih
baik. Jika keterampilan membaca baik maka keterampilan menulis siswa pun akan
lebih baik.
b. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Sekolah sebagai pembelajaran literat adalah sekolah
yang menyenangkan dan ramah anak di mana semua warganya menunjukkan empati,
kepedulian, semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan, cakap berkomunikasi dan
dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya. Maka tujuan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) :
1)
Menumbuh
kembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah.
2)
Meningkatkan
kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3)
Menjadikan
sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah agar warga sekolah
mampu mengelola pengetahuan.
4)
Menjaga
keberlanjutan pembelajaran dengan mengahdirkan beragam buku bacaan dan mewadahi
berbagai strategi membaca.
c. Ruang
Lingkup Lingkup Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Dalam
upaya menumbuhkan budi pekerti siswa, pemerintah melalui kemendikbud
meluncurkan sebuah Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini bertujuan agar siswa
memiliki budaya membaca dan menulis tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Sebagai
bahan pembelajaran bagi para warga sekolah agar Gerakan ini bisa berjalan
dengan dukungan dari semua warga sekolah (guru, peserta didik, wali murid dan
masyarakat). Praktik pendidikan perlu menjadikan sekolah sebgai organisasi
pembelajaran agar semua warganya tumbuh sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Untuk mendukungnya mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
GLS
memperkuat gerakan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan Nomer 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan didalam
gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum
waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca
peserta didik serta meningkatkan ketrampilan membaca agar pengetahuan dapat
dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa
kearifan local, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan
peserta didik.
Terobosan
penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentigan dibidang pendidikan,
mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan.
Pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen penting
dalam GLS.
d. Pelaksanaan
Gerakan Literasi Sekolah
Tahapan-tahapan
tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi Manajemen menurut George Terry :
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan
bertujuan untuk mempertahankan tujuan organisasi, menjelaskan bagaimana tugas
harus dilaksanakan, dan memberi indikasi kapan harus dikerjakan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Setelah melakukan
perencanaan maka langkah selanjutnya yaitu pembentukan bagan organisasi. Di
mana nantinya dijelaskan jabatan, tugas, tanggung jawab, serta wewenang atau
bisa dibilang job descriptionnya masing-masing. Tugas yang dibagi tidak luput
juga melihat dari kemampuan dan keahlian setiap orang. Jadi, kita sebagai orang
manajemen atau manajer yang baik harus paham dan mengenali bakat-bakat yang ada
di dalam jiwa para anggotanya.
c. Actuating
Jika perencanaan
dan pengorganisasian sudah dibentuk dengan baik maka saatnya untuk terjun
langsung di lapangan atau memulai pelaksaan kerja yang sudah di rencanakan di
awal. Setiap orang harus bekerja sama agar apa yang di rencanakan bisa
berjalan. Dan juga harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi serta peran,
keahlian dan kompetensi masing-masing setiap orang agar mencapai visi, misi,
serta program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
d.
Controlling
Agar pekerjaan
ataupun program dapat berjalan sesuai dengan visi, misi aturan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan. Baik itu dalam bentuk supervisi, pengawasan,
inspeksi sampai audit. Fungsi dari pengontrolan ini adalah agar mengetahui jika
terdapat
penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan yang terjadi.
Baik dalam tahap perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Sehingga dari
hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi atau solusi atas
permasalahan
yang timbul.
e.
Evaluasi produk
dilakukan guna untuk melihat keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
e. Manfaat Membaca
Banyak sekali yang diperoleh dari kegiatan
membaca,
Selain memperoleh hiburan, seseorang dapat
terbuka cakrawala pengetahuannya, hal itulah alasan mengapa sering dikatakan bahwa buku
merupakan jendela dunia.
Membaca juga memiliki manfaat lain yaitu seseorang
yang gemar membaca memiliki keunggulan komparatif dengan orang yang tidak
membaca. Selain itu, dengan membaca orang lebih terbuka pemikirannya, seseorang
berkesempatan melakukan refleksi dan meditasi sehingga budaya baca lebih
terarah kepada intelektual dari pada budaya hiburan yang dangkal.
B.
Kajian Hasil Evaluasi Program yang Relevan
Terdapat kajian relevan pertama dari penelitian Ratmi
Ardian, 2017 yang berjudul Gerakan Literasi Sekolah Dalam Meningkatan Minat
Baca Peserta Didik Di SMA NEGERI 1 BANYUASIN I (Implementasi Permendikbud No.23 Tahun 2015). Hasil dari
penelitian ini adalah Sukses tidaknya gerakan literasi sekolah di SMA Negeri 1
Banyuasin I tergantung pada keterlibatan dan partisipasi aktis seluruh warga
sekolahnya. Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Banyuasin I dilakukan
secara bertahap, menyesuaikan dengan tahapan Gerakan Literasi Sekolah dalam
buku Panduan Gerakan Literasi Sekolah, yaitu: tahap pembiasaan, tahap
pengembangan, dan tahap pembelajaran (Kemendikbud, 2016).
Kegiatan literasi pada tahap pengembangan di SMA
Negeri 1 Banyuasin I, selain terus melanjutkan kebiasaan membaca 15 Menit
sebelum pembelajaran dimulai di kelas, peserta didik juga melanjutkan kegiatan
menulis jurnal baca hariannya. Pada kegiatan menulis jurnal harian ini peserta
didik tidak hanya menuliskan judul buku, nama pengarang, genre, dan jumlah
halaman yang telah dibaca, namun peserta didik juga didorong untuk menuliskan
atau menambahkan komentar singkat ataupun tanggapan atas buku yang dibaca,
merangkum isi cerita, serta menceritakan kembali isi buku secara lisan ataupun
tulisan.
Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, guru
memberikan masukan dan komentar sebagai bentuk penghargaan atas kegiatan yang
telah dilakukan siswa. Guru memeriksa jurnal membaca harian siswa secara
berkala 1 sampai 2 minggu sekali. Penulisan jurnal ini bertujuan tetap bukan
penilaian namun untuk pengenalan untuk siswa mengenai pemahaman dan penerapan
hasil bacaan.
Sejak dilaksanakannya Gerakan Literasi Sekolah di SMA
Negeri 1 Banyuasin I, minat baca siswa meningkat yang diikuti dengan
meningkatnya kemampuan menyimpulkan isi bacaan, dan kemampuan komunikasi yang
lebih baik. Melalui gerakan literasi yang digalakkan di sekolah, siswa menjadi
gemar membaca terutama hal-hal yang menarik minat mereka, dan kemudian
mengembangkan hasil bacaan mereka melalui kegiatan menulis, diantaranya karya
tulis ilmiah. Jadi, kegiatan literasi yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan
minat baca siswa, juga dapat menumbuhkan budi pekerti, sekaligus meningkatkan
prestasi siswa SMAN 1 Banyuasin I.
Kajian Relevan yang kedua adalah Andri, 2017. berjudul Evaluasi Program Budaya
Membaca Di Sekolah Dasar Negeri. Model yang akan digunakan
dalam mengevaluasi program ini adalah CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam.
CIPP singkatan dari context, input, process and product. Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk memberi masukan untuk perbaikan pelaksanaan
program budaya membaca di SDN Tengaran, sehingga dilakukan analisis serta
evaluasi tentang program budaya membaca di SD N Tengaran guna mengetahui: 1)
Konteks program budaya membaca di SD N Tengaran Kabupaten Semarang; 2) Input
program budaya membaca di SD N Tengaran Kabupaten Semarang; Proses program
budaya membaca di SD N Tengaran Kabupaten Semarang dan; 4) Produk program
budaya membaca di SD N Tengaran Kabupaten Semarang.
Menurut Wirawan (2011: 92-94)
model evaluasi CIPP dalam menganalisa program dilaksanakan berdasarkan
komponenkomponennya
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Evaluasi konteks adalah upaya
mengidentifikasi
dan menilai kebutuhankebutuhan yang mendasari disusunnya suatu program. Evaluasi
konteks untuk menjawab pertanyaan: Apa yang perlu dilakukan? (What needs to be
done?).
b)Evaluasi Masukan (input) untuk
mencari jawaban atas pertanyaan: Apa yang harus dilakukan? (What should be
done?). Evaluasi ini mengidentifikasi problem, asset dan peluang untuk
membantu para pengambil keputusan mengidentifikasi tujuan, prioritas,
dan manfaat-manfaat dari program, menilai pendekatan alternatif, rencana
tindakan, rencana staf dan anggaran untuk feasibilitas dan potensi cost
effectiveness untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan yang ditargetkan. Para
pengambil keputusan memakai evaluasi masukan dalam memilih rencana-rencana yang
ada, menyusun proposal pendanaan, alokasi sumber-sumber, menetapkan
staf, menskedul pekerjaan, menilai rencana-rencana aktivitas, dan penganggaran.
3) Evaluasi Proses berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan dari: Apakah program sedang dilaksanakan?
(Is it being done?). Evaluasi ini berupaya mengakses pelaksanaan dari rencana
untuk membantu staf program melaksanakan aktivitas dan kemudian membantu
kelompok. Pemakai lebih luas menilai program dan menginterpretasikan manfaat.
4) Evaluasi produk diarahkan untuk mencari jawaban pertanyaan: Did it succed?.
Evaluasi ini berupaya mengidentifikasi dan mengakses keluaran dan manfaat, baik
yang direncanakan atau tidak direncanakan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Evaluasi produk merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi
program. Jadi setelah evaluasi produk selesai dapat direkomendasikan hasil
program yang berjalan untuk merumuskan kebijakan berikutnya.
C. Kerangka Evaluasi Program
Adapun Kerangka berpikir penelitian yang digambarkan dan
ditunjukkan pada bagan berikut:
1. Latar
|
|
1. Minat
|
|
1.
|
Planning
|
|
Hasil dari
|
belakang
|
|
membaca
|
|
2.
|
Organizing
|
|
|
|
|
|
|
program
|
|||
|
|
dan
menulis
|
|
|
|
|
|
program
|
|
|
3.
|
Actuating
|
|
|
|
|
siswa dalam
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
literasi
|
|
literasi
|
|
mengikuti
|
|
4.
|
Controlling
|
|
|
|
|
|
|
||||
2. Dukungan
|
|
program
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
sekolah
|
|
literasi
|
|
|
|
|
|
|
2.
Kelengkapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
terhadap
|
|
sarana
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
program
|
|
prasana
|
|
|
|
|
|
literasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB III
METODE
EVALUASI
Metode
penelitian adalah suatu teknik, cara dan alat yang digunakan untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan
menggunakan
metode ilmiah. Karena
itu metode ini membahas teoritik berbagai metode yang digunakan. Penggunaan
metode penelitian merupakan hal yang urgen dalam penelitian ilmiah, sebab
dengan metode dapat mempermudah dalam proses pengumpulan data, dan juga dapat
mempermudah menentukan berhasil tidaknya suatu tujuan penelitian serta dapat
menimbulkan dari kualitas dari hasil penelitian. Berdasarkan paparan
diatas, maka dalam hal ini akan dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan
metodologi penelitian sebagai landasan konseptual. Adapun metode yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
A. Tempat dan
Waktu
Lokasi
penelitian ini tepatnya di SMA Negeri 1 Sanden yang berada di jalan Murtigading Sanden, Murtigading, Sanden,
Murtigading, Sanden, Bantul
Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena
pemilihan dan penentuan lokasi tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa
pertimbangan atas dasar sesuai dengan topik dalam penelitian ini Sedangkan
waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan Januari tahun 2018.
Lokasi menunjukan bahwa di lembaga tersebut sudah
menerapkan Program Literasi dan belum pernah dilakukan evaluasi dengan model
CIPP yang menarik untuk diteliti. Dari pengamatan peneliti hal tersebut
bukanlah tanpa sebab meski sebab tersebut untuk saat ini belum diketahui,
itulah yang menyebabkan peneliti memilih lokasi ini. Demikianlah alasan yang
peneliti kemukakan sehingga lembaga tersebut menurut peneliti merupakan lembaga
yang menarik untuk diteliti.
B. Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
peneliti dalam suatu ruang lingkup, dan waktu yang sudah ditentukan (Kasmadi
dan Nia Siti Sunariah, 2013: 65).
2.
Sampel
Sampel
adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber
data dan dapat mewakili seluruh populasi (Suharsimi Arikunto, 2015: 11).
C. Metode
Evaluasi
Penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian evaluasi.
Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti padda
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Dalam
penelitian kualitatif, peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,
dan hasil penelitian
kualitatis lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
Penggunaan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan, mencatat,
menganalisis, dan menginterpresentasikan kondisi-kondisi yang ada dan sedang
berlangsung.
Penelitian evaluasi pada dasarnya bermuara pada rekomendasi akhirnya.
Tujuan dari penelitian evaluasi ini adalah :
1.
Membantu perencanaan untuk pelaksanaan
program.
2.
Membantu dalam penentuan keputusan
penyempurnaan atau perubahan program.
3.
Membantu dalam penentuan keputusan
keberlanjutan atau pengehentian program.
4.
Menemukan fakta-fakta dukungan dan penolakan
terhadap program.
5.
Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses
psikologis, sosial, politik dalam pelaksanaan program serta faktor-faktor yang
mempengaruhi program.
Metode yang digunakan dalam penelitian kali
ini bersifat deskriptif. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data,
menyusunnya secra sistematis, faktual dan cermat. Penelitian deskriptif adalah
Penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala
sesuatu yang terikat dengan variable-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan
angka-angka maupun kata-kata. Dengan demikian pendekatan kualitatif digunakan
untuk memahami fakta bukan menjelaskan.
Metode kualitatif sering disebut penelitian
naturalistik, karena penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah, disebut
juga penelitian etnografi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya. Selain itu disebut sebgai metode
kualitatif karena data yang terkumpul dan dianalisis lebih bersifat
kualitatatif.
Pada penelitian kualitatif, penelitian
dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya,
tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut
Sebagaimana
dikemukakan dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau peneliti
itu sendiri (humane instrument). Untuk dapat menjadi instrumen maka peneliti
harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
menganalisis, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih
jelas dan bermakna.
Dalam
penelitian ini peneliti menekankan pada evaluasi pelaksanaan manajemen program
literasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan manajemen program literasi
sehingga bisa diperbaiki kembali. Peneliti mengumpulkan data dan
mendeskripsikan evaluasi pelaksanaan manajemen program literasi perspektif
teori CIPP (Context, Input, Process, dan Product).
D. Metode
Pengumpulan Data
1.
Teknik Interview
(wawancara)
Untuk
memperoleh informasi yang dijadikan data utama dari penelitian, peneliti
melakukan teknik wawancara dengan responden serta pihak lain yang terkait
dengan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, kegiatan wawancara dilakukan
dengan mengunakan wawancara mendalam yang diartikan sebagai upaya untuk
menemukan pengalaman-pengalaman informan dari topik tertentu atau situasi yang
dikaji.
Pengertian dari wawancara sendiri adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).
Dalam wawancara ini terlebih dahulu peneliti
menyiapkan materi yang terkait dengan evaluasi pelaksanaan manajemen program
literasi dengan menggunakan model evaluasi CIPP. Oleh karena itu sebelum
dilakukan wawancara, garis besar pertanyaan harus sesuai dengan penggalian data
dan kepada siapa wawancara itu dilaksanakan.
2. Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Dalam penelitian ini angket berupa sejumlah pernyataan
mengenai Evaluasi Program Di Sekolah SMA Negeri 1 Sanden Bantul.
3. Teknik Observasi
Pengamat
(observasi) adalah suatu proses yang komplek yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis, dua diantaranya yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Atau alat
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematik gejala-gejala yang diteliti. Pada observasi ini diharapkan agar
peneliti dapat langsung mengamati serta mencatat apa saja yang terjadi pada
objek yang sedang diteliti. Sebagai metode ilmiah observasi bisa diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang fenomena-fenomena yang
diselidiki.
Ada beberapa alasan menagapa teknik
observasi atau pengamatan digunakan dalam penelitian ini. Pertama, pengamatan
didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua, pengamatan memungkinkan
peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan
kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
Dengan teknik ini, peneliti mengamati
aktivitas-aktivitas sehari-hari pada obyek penelitian, karakteristik fisik
situasi sosial dan perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut.
Selama peneliti di lapanngan, peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya
dengan melakukan observasi selektif.
4.
Teknik
Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat
pengumpul data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara
logis dan rasional. Metode dokumentasi yaitu mencatat atau mengutip dari dokumen
atau arsip-arsip yang diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh langsung
dari responden. Sebagai bagian dan metode lapangan peneliti dapat menelaah
dokumen historis dan sumber-sumber sekunder lainya, karena kebanyakan situasi
yang dikaji mempunyai sejarah dan dokumen-dokumen ini sering menjelaskan bagian
aspek situasi tersebut. Dalam hal ini metode dokumentasi dapat membantu
mengungkap evaluasi program literasi perspektif teori CIPP di SMA Negeri 1
Sanden.
Dokumen terdiri dari dua jenis, pribadi dan resmi.
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang
tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Dari dokumen pribadi, peneliti bisa
mengumpulkan data mengenai situasi sosial, dan arti berbagai faktor yang ada di
sekitar subjek penelitian yang tereksplisit maupun terimplisitkan dalam dokumen
pribadi tersebut. Terangkum dalam dokumen pribadi, yaitu buku harian, surat
pribadi, dan otobiografi.
Sedangkan dokumen resmi terdiri atas dokumen internal
dan eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan yang
berlaku bagi pihak intern. Termasuk dalam dokumen internal adalah laporan
rapat, keputusan pimpinan, dan lain sejenisnya. Dokumen ini dapat menyajikan
informasi mengenai keadaan, aturan, disiplin, dan dapat menunjukkan perilaku
orang-orang, khususnya para pemegang kebijakan.
Dokumen eksternal terdiri atas bahan-bahan infrmasi
yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin,
pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dokumen eksternal
dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk mengkaji konteks sosial, kepemimpinan,
dan lain-lain.
Disamping dokumen, dipergunakan juga catatan lapangan
(field notes) yang sangat diperlukan dalam menjaring data kualitatif,
penelitian akan melakukan pencatatan dengan lengkap dan cepat setelah data
terkumpul agar terhindar dari kemungkinan hilangnya data. Karena pengumpulan
data dilakukan secara terus menerus dan baru berahir apabila terjadi kejenuhan,
yaitu dengan tidak ditemukannya data baru dalam penelitian. Dengan demikian
dianggap telah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang kajian ini.
E. Instrumen
Evaluasi
Adapun
kisi-kisi angket gerakan literasi sekolah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Komponen Proses
|
Indikator
|
|
|
Pertanyaan
|
||
Pemahaman
mengenai literasi
|
|
|||||
|
|
|
|
|
2
|
|
Literasi membaca di SMAN 1 Sewon
|
|
2
|
||||
Kendala
|
dan
|
hambatan
|
dalam
|
|
||
membudayakan membaca siswa
|
2
|
|||||
Sarana
|
dan
|
prasarana
|
yang
|
|
||
mendukung
budaya
|
membaca
|
|
||||
siswa
|
|
|
|
|
|
2
|
Karakter
|
siswa
|
yang
|
Diharapkan
|
|
||
terbentuk dengan adanya budaya
|
|
|||||
membaca
|
siswa
|
(disiplin,
|
jujur,
|
|
||
dan rasa ingin tahu).
|
|
|
2
|
Data hasil angket dianalisis dengan menggunakan rumus,
Sebagai berikut:
x 100
Keterangan:
P = Angka Presentase
F = Frekuensi (Jumlah Jawaban Responden)
N = Number of case (Jumlah frekuensi atau banyaknya Individu)
(Sudjono,
Anas 2009 : 43).
Hasil perhitungan nilai
tersebut, dikonversikan kedalam kategori sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kategori Perhitungan
Rata-rata Skor
|
Kategori
|
Predikat
|
P > 80
|
Sangat Baik
|
A
|
71 ≤ P ≤ 80
|
Baik
|
B
|
61 ≤ P≤ 70
|
Cukup
|
C
|
P < 60
|
Kurang
|
D
|
Untuk
Komponen angket proses dapat dilihat dilampiran 1.
F. Metode dan
Teknik Analisis Data
Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapang, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dimengerti oleh orang lain.
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman yang
terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
1.
Reduksi Data
(Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya. Proses
analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori. Penggunaan gambar, bagan, dan tabel bisa
memperkuat data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam memahami isi
penelitian.
2.
Penyajian Data
Penyajian data merupakan pendeskripsian
sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Menurut Sugiyono (2013:341), bahwa
penyajian data pada penelitian kualitatif paling sering dengan teks bersifat
naratif.
3.
Verifikasi Data (Conclusion Drawing)
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan
mendukung pada pengumpulan data berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bibliotika.com/2015/05/faktor-faktor-penyebab-kurangnya-minat.html
di akses pada 11 Desember 2017.
Sugiyanto.
(1999), “Kajian Remaja Dilihat dari Teori Perkembangan”. Jurnal Informasi,
1999.
Suparni, “Menumbuhkembangkan Budaya Menulis Siswa”, 2015, Diakses tanggal
10
Maret 2017,
http://pendidikan.probolinggokab.go.id/menumbuhkembangkan-budaya-menulis-siswa/.
Pratiwi, dkk, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2016).
http://kbbi.web.id/evaluasi diakses tanggal 11 Maret 2017.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manajemen diakses tanggal 11 Maret 2017.
Gipayana, Muhana, Pengajaran Literasi dan Penilaian Portofolio dalam
Konteks Pembelajaran Menulis di SD, Jurnal Ilmu Pendidikan, 2004.
http://kbbi.web.id/evaluasi diakses tanggal 11 Desember 2017.
Arikunto, Suharsimi, dkk, Evaluasi Program Pendidikan Edisi Kedua Cet. 5,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014).
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manajemen diakses tanggal 11 Desember 2017.
Diakses di Republika.co.id tanggal 10 Desember 2017.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005).
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: UPI, 2009).
Setyosari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana, 2010).
LAMPIRAN
KUISIONER/ANGKET EVALUASI PROGRAM LITERASI
SMA NEGERI 1 SANDEN BANTUL
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Petunjuk :
Jawablah dengan jujur dan teliti dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang
tersedia!
Noo
|
Pernyataan
|
SL
|
SR
|
JR
|
TP
|
||
|
|||||||
1
|
Saya mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan
kemampuan saya sendiri
|
|
|
|
|
||
2
|
Saya mengerjakan soal ulangan
tanpa bertanya pada teman
|
|
|
|
|
||
3
|
Saya mengatakan sesuatu yang
sebenarnya, baik terhadap teman
ataupun guru
|
|
|
|
|
||
4
|
Saya mengakui kesalahan yang saya
lakukan terhadap teman atau guru
|
|
|
|
|
||
5
|
Saya melaporkan pada guru jika
menemukan uang di sekolah
|
|
|
|
|
||
|
|||||||
6
|
Saya bercerita yang sebenarnya
terhadap teman dan guru ketika
memiliki masalah
|
|
|
|
|
||
7
|
Saya berterus terang ketika merasakan suasana yang kurang nyaman di kelas
|
|
|
|
|
||
8
|
Saya mengatakan pada guru jika merasa terganggu di kelas
|
|
|
|
|
||
9
|
Saya menjawab soal ulangan sesuai dengan yang diketahui oleh saya
|
|
|
|
|
||
1000
|
Saya menjawab pertanyaan guru berdasarkan yang telah dipelajari oleh saya
|
|
|
|
|
||
|
|||||||
11
|
Saya datang dan pulang sekolah tepat waktu
|
|
|
|
|
||
12
|
Saya berbaris rapi dan membaca doa sebelum memulai pelajaran
|
|
|
|
|
||
13
|
Saya mengikuti salat dzuhur berjamaah di masjid sekolah tepat waktu
|
|
|
|
|
||
14
|
Saya mengikuti upacara bendera dengan tertib
|
|
|
|
|
||
15
|
Saya memakan bekal makanan pada jam istirahat
|
|
|
|
|
||
|
|||||||
16
|
Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik
|
|
|
|
|
||
17
|
Saya melaksanakan tugas piket kelas sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
|
|
|
|
|
||
18
|
Saya mengumpulkan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru tepat waktu
|
|
|
|
|
||
19
|
Saya memakai seragam sekolah sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
|
|
|
|
|
||
20
|
Saya membawa buku sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
|
|
|
|
|
||
|
|||||||
21
|
Saya bertanya pada guru tentang pelajaran yang belum saya mengerti
|
|
|
|
|
||
22
|
Saya bertanya pada guru hal-hal yang saya dengar di televisi
|
|
|
|
|
||
23
|
Saya mengajukan pertanyaan pada guru tentang berita yang saya lihat di
koran
|
|
|
|
|
||
24
|
Saya mengajukan pertanyaan pada guru tentang pelajaran yang tidak dibahas
di kelas
|
|
|
|
|
||
25
|
Saya senang bertanya pada guru tentang perubahan lingkungan alam di
sekolah
|
|
|
|
|
||
|
|||||||
26
|
Saya senang bertanya pada guru tentang perkembangan teknologi saat ini
|
|
|
|
|
||
27
|
Saya senang membaca ensiklopedia untuk menambah pengetahuan
|
|
|
|
|
||
28
|
Saya mengakses buku elektronik melalui internet di perpustakaan sekolah
untuk mencari pengetahuan baru
|
|
|
|
|
||
29
|
Saya senang membaca buku-buku cerita untuk mengetahui hal-hal baru
|
|
|
|
|
||
30
|
Saya suka membaca tulisan-tulisan yang ada di mading kelas
|
|
|
|
|
||
Keterangan pilihan:
SL : Selalu
SR : Sering
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar